Pada awal tahun 2000-an muncul istilah neurobiologi tanaman. Ini adalah aspek pada tanaman yang bisa mencirikan kesamaannya dengan binatang. Sekalipun tanaman tidak memiliki otak, tapi mereka memiilki semacam sinyal elektrik pada batang dan daunya. Sebagai bentuk respons atas sesuatu yang terjadi pada mereka. Kemudian mulai tahun 2006, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa tanaman memiliki sel seperti neuron yang berinteraksi dengan hormon dan neurotransmiter, membentuk "sistem saraf tanaman".
Sama seperti mahluk hidup lainnya, tanaman juga melalui berbagai evolusi sebagai langkah dalam bertahan hidup. Tidak hanya warna, bentuk, atau kemampuan untuk menarik hewan atau serangga untuk membantu dalam penyerbukan, tanaman juga mengembangkan kemampuan mempertahankan diri.
Sebuah penelitian di german menyebutkan tumbuhan yang pucuk daunnya di makan oleh hewan rusa atau hewan herbivora lainnya, tanaman tersebut kemudian akan dapat merasakan air liur hewan tersebut dan mengembangkan Zat kimia yang akan bereaksi pada air liur hewan tersebut yang berakibat perubahan rasa bahkan tekstur daun menjadi lebih lengket.
Bahkan penelitian tersebut mengungkapkan saat salah satu tanaman dikonsumsi oleh hewan tanaman tersebut memproduksi Zat yang mudah menguap dan akan ditangkap oleh tanaman lainnya disekitarnya dan tanaman disekitar mulai memproduksi Zat Kimia pertahannan diri.
Seperti tanaman obat yang dicari di China mereka berevolusi merubah warnya dalam menyelamatkan diri dari exploitasi manusia, tanaman F. Delafayi seperti bunglon berkamuflase sagat mirip dengan bebatuan disekitar.
No comments:
Post a Comment